Ekspor Produk Perikanan Indonesia Meningkat 15%
Ekspor Produk Perikanan Indonesia Meningkat 15%

Ekspor Produk Perikanan Indonesia Meningkat 15%

Ekspor Produk Perikanan Indonesia Meningkat 15%

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Ekspor Produk Perikanan Indonesia Meningkat 15%
Ekspor Produk Perikanan Indonesia Meningkat 15%

Ekspor Produk Perikanan Indonesia mengalami lonjakan signifikan sebesar 15% dalam kuartal pertama tahun 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), total nilai ekspor mencapai USD 1,8 miliar dari sebelumnya USD 1,56 miliar pada tahun 2024. Komoditas unggulan seperti udang, tuna, cumi, dan rumput laut mendominasi daftar ekspor, menyumbang lebih dari 80% dari total nilai ekspor tersebut.

Kenaikan ini memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional, terutama sektor kelautan yang selama ini menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar dari produk non-migas. Selain peningkatan volume, harga jual komoditas perikanan di pasar global juga meningkat karena tingginya permintaan dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok. Kenaikan ini sekaligus menjadi bukti bahwa produk perikanan Indonesia semakin diterima dan diakui kualitasnya di pasar internasional.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menyampaikan bahwa lonjakan ekspor ini tidak lepas dari strategi penguatan sistem logistik perikanan, peningkatan kualitas pengolahan, serta sertifikasi mutu produk. “Kita terus dorong pelaku usaha perikanan, baik besar maupun kecil, agar memenuhi standar internasional, mulai dari sistem traceability, higienitas, hingga keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.

Sektor perikanan kini tidak hanya berperan sebagai sumber bahan pangan, tetapi juga sebagai motor pertumbuhan ekonomi berbasis ekspor. Pertumbuhan ini turut menggerakkan sektor pendukung seperti transportasi laut, jasa logistik, pengemasan, dan teknologi pengolahan hasil laut.

Ekspor Produk Perikanan Indonesia ini juga berimbas positif pada pendapatan nelayan dan pelaku usaha kecil-menengah (UMKM) di bidang pengolahan hasil laut. Banyak koperasi dan perusahaan perikanan lokal kini mampu menembus pasar ekspor setelah dibekali pelatihan dan fasilitas oleh pemerintah serta swasta melalui program kemitraan.

Strategi Pemerintah Dorong Daya Saing Produk Perikanan

Strategi Pemerintah Dorong Daya Saing Produk Perikanan, salah satu pendekatan utama adalah program smart fisheries, yaitu digitalisasi sektor perikanan mulai dari penangkapan, budidaya, hingga pengolahan. Sistem ini memungkinkan pelacakan kualitas produk secara real-time dan meningkatkan efisiensi produksi.

Kementerian Kelautan dan Perikanan juga memperkuat sistem sertifikasi mutu dan keamanan pangan. Produk-produk yang diekspor wajib memiliki sertifikat HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point), sertifikasi organik, hingga eco-label untuk pasar tertentu seperti Uni Eropa. Sertifikasi ini membantu meyakinkan pembeli internasional akan keamanan dan keberlanjutan produk Indonesia.

Selain itu, fasilitas cold storage dan pelabuhan perikanan ditingkatkan melalui skema pembiayaan BLU (Badan Layanan Umum) dan kerja sama dengan investor swasta. Hal ini penting untuk menjaga kualitas hasil tangkapan dari titik panen hingga titik ekspor. Sebagai contoh, pelabuhan perikanan di Bitung, Kendari, dan Benoa kini dilengkapi sistem pendingin dan pusat logistik ekspor yang terintegrasi.

Pemerintah juga menggalakkan diversifikasi pasar ekspor. Jika sebelumnya pasar utama hanya tertuju pada Amerika Serikat dan Jepang, kini Indonesia mulai merambah pasar non-tradisional seperti Timur Tengah, Rusia, dan Afrika. Kementerian Perdagangan dan KKP mengadakan misi dagang dan partisipasi dalam pameran internasional untuk memperluas jaringan dagang dan memperkenalkan berbagai produk inovatif berbahan dasar ikan.

Dari sisi pelaku usaha, pelatihan digital marketing, manajemen ekspor, dan teknologi pengemasan modern menjadi prioritas. UMKM yang bergerak di bidang olahan ikan diberikan insentif berupa pembebasan biaya ekspor dan pendampingan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

Semua strategi ini dijalankan secara sinergis antara pusat dan daerah, dengan dukungan dari lembaga pendidikan dan riset kelautan. Hasilnya mulai terlihat, di mana produk perikanan Indonesia semakin banyak dicari, tidak hanya dalam bentuk bahan mentah tetapi juga produk siap saji seperti abon ikan, keripik cumi, dan nugget ikan yang memiliki nilai tambah tinggi.

Peran Nelayan dan UMKM Dalam Menopang Ekspor Produk Perikanan Indonesia

Peran Nelayan dan UMKM Dalam Menopang Ekspor Produk Perikanan Indonesia, terdapat peran besar. Dari nelayan tradisional dan UMKM perikanan di berbagai daerah. Mereka menjadi bagian integral dalam rantai pasok yang menyuplai bahan baku berkualitas bagi industri pengolahan hasil laut. Program pemberdayaan yang dijalankan oleh KKP dan pemerintah daerah membuktikan efektivitasnya dalam meningkatkan produktivitas serta kualitas hasil tangkapan nelayan.

Salah satu contohnya adalah nelayan di daerah Pantai Selatan Jawa yang kini menerapkan. Sistem penangkapan ramah lingkungan dan menggunakan alat tangkap modern yang dilengkapi GPS dan sonar. Selain meningkatkan hasil tangkapan, teknologi ini juga membantu nelayan mengetahui lokasi ikan secara lebih akurat dan menghemat waktu di laut.

Sementara itu, UMKM pengolahan hasil laut di daerah seperti Banyuwangi, Kendari, dan Ambon mulai menggeliat. Produk olahan seperti ikan asap, fillet ikan beku, dan kerupuk udang kini diekspor ke sejumlah negara, bahkan melalui marketplace global. Pemerintah memberikan fasilitas kemudahan perizinan usaha, sertifikasi halal, dan akses pembiayaan murah dari perbankan untuk mendukung usaha mereka.

Koperasi nelayan juga memainkan peran sentral dalam mengorganisasi hasil tangkapan dan menjualnya secara kolektif kepada eksportir besar. Skema seperti inclusive closed-loop mempertemukan koperasi, UMKM, dan eksportir dalam satu ekosistem yang terintegrasi, mulai dari produksi hingga pemasaran.

Tak hanya dari sisi ekonomi, peningkatan ekspor juga berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat pesisir. Pendapatan nelayan meningkat rata-rata 20% dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, banyak anak muda di desa pesisir yang kini tertarik menjadi pengusaha. Bidang perikanan karena terbukanya pasar ekspor dan adanya dukungan dari inkubator bisnis maritim.

Langkah-langkah ini membuktikan bahwa partisipasi aktif masyarakat lokal dan pelaku usaha kecil. Adalah fondasi penting dalam pengembangan ekspor perikanan yang berkelanjutan dan inklusif.

Tantangan Dan Prospek Ekspor Perikanan Indonesia Ke Depan

Tantangan Dan Prospek Ekspor Perikanan Indonesia Ke Depan, tantangan tetap membayangi sektor ini. Salah satu isu utama adalah perubahan iklim yang berdampak pada migrasi ikan, suhu laut, dan kondisi ekosistem. Akibatnya, pola tangkapan menjadi tidak menentu dan hasil panen bisa terganggu. Pemerintah sedang mengembangkan sistem prediksi cuaca berbasis satelit untuk membantu nelayan mengantisipasi kondisi laut.

Masalah lain adalah persaingan dengan negara-negara penghasil perikanan lain seperti Vietnam, Thailand, dan India. Untuk bisa bersaing, Indonesia harus terus menjaga kualitas dan kontinuitas pasokan. Dalam hal ini, keberlanjutan sumber daya menjadi kunci. Overfishing dan praktik penangkapan ilegal masih menjadi momok di beberapa wilayah. Pengawasan laut melalui sistem VMS (Vessel Monitoring System) dan patroli terpadu ditingkatkan untuk menjaga kelestarian sumber daya ikan.

Dari sisi regulasi ekspor, Indonesia juga harus menyesuaikan dengan standar perdagangan internasional yang terus berkembang. Isu lingkungan, sosial, dan governance (ESG) kini menjadi perhatian pembeli global. Oleh sebab itu, Indonesia mulai menerapkan prinsip blue economy, yaitu pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan dan inklusif.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, prospek ekspor perikanan Indonesia tetap cerah. Permintaan global akan makanan laut terus meningkat, terutama produk yang sehat dan bersertifikasi keberlanjutan. Indonesia yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia memiliki potensi luar biasa untuk menjadi pemain utama pasar dunia.

Ke depan, Indonesia menargetkan ekspor perikanan tembus USD 10 miliar dalam 3 tahun mendatang. Target ini akan dicapai melalui peningkatan kualitas produk, diversifikasi pasar, peningkatan kapasitas SDM. Dan penerapan teknologi terbaru di bidang produksi dan logistik.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat pesisir. Sektor perikanan Indonesia dapat menjadi pilar ekonomi biru yang tangguh, adil, dan lestari dari Ekspor Produk Perikanan Indonesia.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait