Biang Kerok Penyebab Retaknya Hubungan Trump Musk
Biang Kerok Penyebab Retaknya Hubungan Trump Musk

Biang Kerok Penyebab Retaknya Hubungan Trump Musk

Biang Kerok Penyebab Retaknya Hubungan Trump Musk

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Biang Kerok Penyebab Retaknya Hubungan Trump Musk
Biang Kerok Penyebab Retaknya Hubungan Trump Musk

Biang Kerok Penyebab Retaknya Hubungan Trump Musk Bermula Dari Ketidaksepakatan Mendalam Terkait Rancangan Undang Undang. Anggaran federal yang di kenal sebagai “One Big Beautiful Bill,” yang di usung oleh Trump sebagai bagian dari agenda fiskal dan kebijakan dalam negerinya. Elon Musk, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Department of Government Efficiency (DOGE). Dan menjadi pendukung utama Trump. Secara terbuka mengkritik RUU tersebut dengan menyebutnya sebagai “kekejian yang menjijikkan”. Karena mengandung banyak pengeluaran yang tidak efisien dan memperbesar defisit anggaran negara hingga triliunan dolar.

Ketegangan semakin memuncak ketika Musk memutuskan mundur dari jabatannya di DOGE pada akhir Mei 2025. Yang menandai keretakan hubungan resmi antara keduanya. Trump merespons kritik dan pengunduran diri Musk dengan ancaman keras. Termasuk kemungkinan membatalkan kontrak pemerintah dengan perusahaan-perusahaan Musk. Seperti Tesla dan SpaceX, yang sangat bergantung pada persetujuan pemerintah untuk kelangsungan bisnisnya. Trump juga menyatakan kekecewaannya terhadap Musk. Menuduhnya berkhianat dan mengancam konsekuensi serius jika Musk mendukung kandidat yang menentang agenda Partai Republik dalam pemilu mendatang.

Perseteruan ini di perparah oleh serangkaian unggahan Musk di media sosial yang menuduh Trump terlibat dalam skandal dan bahkan mendukung pemakzulan presiden. Meskipun beberapa unggahan tersebut kemudian di hapus oleh Musk setelah mendapat kritik luas. Trump pun membalas dengan menyebut Musk sebagai “orang gila” dan mengkritik sikapnya yang di anggap tidak berterima kasih atas dukungan yang pernah di berikan.

Secara keseluruhan, Biang Kerok retaknya hubungan Trump dan Musk adalah perbedaan pandangan yang tajam terhadap kebijakan fiskal dan anggaran negara. Serta sikap terbuka Musk yang menentang agenda politik Trump secara publik.

Biang Kerok Penyebab UU “One Big Beautiful Bill”

Biang Kerok Penyebab UU “One Big Beautiful Bill” Rancangan Undang-Undang (RUU) “One Big Beautiful Bill” yang di usung Presiden Donald Trump menjadi titik awal retaknya kepercayaan Elon Musk terhadap Trump. RUU ini di sahkan oleh DPR AS pada Mei 2025 dengan dukungan mayoritas anggota Partai Republik. Meskipun mendapat penolakan keras dari Partai Demokrat dan sebagian kecil anggota Republik. RUU tersebut bertujuan mengoptimalkan undang-undang pajak. Meningkatkan keadilan fiskal, dan memperkuat agenda “America First” Trump melalui pemotongan pajak besar-besaran, peningkatan belanja militer. Serta penghapusan batas utang negara hingga triliunan dolar.

Namun, di balik janji pemotongan pajak dan penguatan ekonomi. RUU ini juga mengandung sejumlah kebijakan kontroversial. Seperti penghapusan insentif pajak kendaraan listrik, pemangkasan dana Medicare dan Medicaid. Serta kebijakan imigrasi yang ketat. Elon Musk secara terbuka mengkritik RUU ini sebagai “kekejian yang menjijikkan” dan “penuh dengan omong kosong”. Karena di anggapnya mengandung pengeluaran yang tidak efisien dan memperbesar defisit anggaran federal hingga US$2,4 triliun dalam sepuluh tahun ke depan.

Kritik keras Musk terhadap “One Big Beautiful Bill” menjadi pemicu utama keretakan hubungan antara Musk dan Trump. Yang sebelumnya tampak kompak. Trump menanggapi kritik tersebut dengan ancaman akan memutus kontrak pemerintah dengan perusahaan-perusahaan Musk. Seperti Tesla dan SpaceX. Sehingga memperdalam ketegangan di antara keduanya. Selain itu, pengunduran diri Musk dari jabatan Kepala Department of Government Efficiency (DOGE). Juga menjadi tanda nyata bahwa kepercayaan Musk terhadap kebijakan dan kepemimpinan Trump mulai memudar.

Secara keseluruhan, penyebab utama retaknya kepercayaan Elon Musk pada Donald Trump adalah ketidaksetujuan mendasar terhadap isi dan dampak fiskal RUU “One Big Beautiful Bill,” yang di anggap Musk tidak hanya merugikan ekonomi jangka panjang AS. Tetapi juga menghambat inovasi dan keberlanjutan yang selama ini di perjuangkan Musk. Konflik ini menandai babak baru dalam hubungan politik dan bisnis kedua tokoh besar tersebut.

Mundurnya Elon Musk Dari DOGE

Mundurnya Elon Musk Dari DOGE, Elon Musk resmi mundur dari jabatan Kepala Department of Government Efficiency (DOGE) pada akhir Mei 2025. Yang menjadi tanda nyata ketidaksamaan visi antara dirinya dengan Presiden Donald Trump. Pengunduran diri ini di sampaikan Musk melalui akun media sosial X. Di mana ia mengucapkan terima kasih kepada Trump atas kesempatan memangkas pengeluaran pemerintah yang tidak efisien. Namun juga menyatakan kekecewaannya terhadap kebijakan fiskal Trump. Khususnya rancangan undang-undang belanja besar-besaran yang di kenal dengan nama “One Big Beautiful Bill”.

Musk mengkritik RUU tersebut karena justru meningkatkan defisit anggaran alih-alih menguranginya, bertentangan dengan misi efisiensi yang di embannya di DOGE. Ia merasa kebijakan pengeluaran besar yang di usung Trump tidak sejalan dengan upaya timnya untuk merampingkan birokrasi dan memangkas pemborosan anggaran. Ketidaksepahaman ini menjadi titik balik yang membuat Musk memutuskan untuk mundur dan kembali fokus pada pengembangan bisnisnya. Terutama Tesla dan proyek teknologi lainnya seperti X/xAI dan peluncuran Starship.

Selain perbedaan visi soal kebijakan fiskal, keterlibatan Musk dalam pemerintahan juga sempat menimbulkan kontroversi dan tekanan terhadap bisnisnya. Termasuk aksi boikot Tesla yang berdampak pada penurunan pendapatan dan laba bersih perusahaan pada kuartal pertama 2025.

Meski demikian, Musk optimis misi efisiensi yang di jalankan DOGE akan terus berlanjut dan menjadi bagian gaya hidup di pemerintahan AS, meskipun tanpa keterlibatannya secara langsung. Keputusan mundur ini juga di sambut positif oleh pasar saham. Di mana saham Tesla mulai bangkit setelah sebelumnya mengalami tekanan akibat ketegangan politik dan bisnis yang di alami Musk.

Secara keseluruhan, mundurnya Elon Musk dari DOGE mencerminkan perbedaan mendasar dalam visi dan pendekatan kebijakan antara Musk dan Trump. Terutama terkait pengelolaan fiskal dan arah pembangunan ekonomi nasional, sekaligus menandai babak baru dalam hubungan politik dan bisnis kedua tokoh besar tersebut.

Siapa Tokoh Paling Berpengaruh Di AS?

Siapa Tokoh Paling Berpengaruh Di AS?, Perseteruan antara Elon Musk dan Donald Trump merupakan cerminan perang ego dan gengsi antara dua tokoh paling berpengaruh di Amerika Serikat, yang kerap di sebut sebagai “perang alien versus predator”. Karena latar belakang dan karakter mereka yang sangat berbeda. Musk, sebagai orang terkaya di dunia dan ikon inovasi teknologi, pernah menjadi sekutu dekat Trump dengan mendukung kampanye dan menjabat sebagai Kepala Department of Government Efficiency (DOGE). Namun, hubungan ini mulai retak ketika Musk secara terbuka mengkritik kebijakan fiskal Trump.

Trump merespons kritik tersebut dengan keras, bahkan mengancam akan mencabut kontrak pemerintah dengan perusahaan-perusahaan Musk seperti Tesla dan SpaceX. Yang menjadi sumber pendapatan penting bagi bisnis Musk. Ancaman ini memicu reaksi negatif di pasar saham, di mana saham Tesla sempat anjlok hingga 14 persen. Menghapus nilai pasar sekitar US$150 miliar dalam sehari. Konflik ini juga berlangsung sengit di media sosial, dengan Musk menggunakan platform X dan Trump menggunakan Truth Social untuk saling menyerang. Menambah ketegangan yang sudah tinggi.

Perang ego ini bukan hanya soal politik atau bisnis. Tetapi juga soal pengaruh dan dominasi di panggung nasional dan global. Musk mewakili kekuatan inovasi teknologi dan kapitalisme modern. Sementara Trump adalah simbol nasionalisme dan politik populis “America First”. Keduanya memiliki basis pendukung yang kuat dan loyal. Yang membuat perseteruan ini juga menjadi ajang pertarungan ideologi dan kepentingan.

Situasi ini mengingatkan pada konflik klasik dalam sejarah Amerika. Di mana elite politik dan bisnis saling berebut kekuasaan dan pengaruh. Namun, perseteruan Musk dan Trump memiliki nuansa modern dengan penggunaan media sosial sebagai medan tempur utama. Serta dampak langsung pada pasar saham dan ekonomi nasional. Konflik ini menunjukkan bagaimana ego dan gengsi dua tokoh besar dapat mengguncang stabilitas politik. Ekonomi, dan sosial di Amerika Serikat. Inilah beberapa penjelasan yang bisa kamu ketahui mengenai Biang Kerok.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait