Mengapa WHO Menganjurkan Tanpa Screen Time Untuk Bayi
Mengapa WHO Menganjurkan Tanpa Screen Time Untuk Bayi

Mengapa WHO Menganjurkan Tanpa Screen Time Untuk Bayi

Mengapa WHO Menganjurkan Tanpa Screen Time Untuk Bayi

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Mengapa WHO Menganjurkan Tanpa Screen Time Untuk Bayi
Mengapa WHO Menganjurkan Tanpa Screen Time Untuk Bayi

Mengapa WHO Menganjurkan Tanpa Screen Time Untuk Bayi Di Bawah Usia Dua Tahun Tidak Terpapar Screen Time Sama Sekali. Ini kecuali untuk video call dengan orang dewasa yang dapat berinteraksi secara langsung. Rekomendasi ini di dasarkan pada penelitian yang menunjukkan bahwa interaksi manusia lebih efektif dalam mendukung perkembangan kognitif dan sosial anak di bandingkan dengan paparan layar. Menurut para ahli, bayi belajar paling banyak dari pengalaman langsung dan interaksi dengan orang lain, bukan dari perangkat elektronik. Penelitian oleh Patricia Kuhl, seorang ilmuwan otak terkemuka, menunjukkan bahwa bayi tidak dapat belajar secara efektif dari mesin, bahkan jika konten yang ditampilkan menarik.

Salah satu alasan utama di balik anjuran ini adalah bahwa screen time dapat menyebabkan keterlambatan dalam perkembangan bahasa. Anak-anak yang terpapar layar terlalu dini cenderung mengalami kesulitan dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan memahami bahasa. Interaksi langsung dengan orang tua dan pengasuh sangat penting untuk membantu anak memproses informasi dan membangun kosakata mereka. Ketika anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar, mereka kehilangan kesempatan untuk berlatih berbicara dan mendengarkan.

Selain itu, screen time dapat mengurangi kemampuan anak untuk fokus dan berkonsentrasi. Pada tahun-tahun awal kehidupan, otak anak sangat sensitif terhadap rangsangan dari lingkungan sekitar. Paparan layar yang berlebihan dapat mengganggu proses ini, mengakibatkan rentang perhatian yang lebih pendek dan kesulitan dalam memproses informasi. Anak-anak juga membutuhkan waktu untuk mengalami kebosanan, yang membantu mereka belajar bagaimana mengatasi frustrasi dan mengembangkan imajinasi.

WHO juga mencatat bahwa screen time dapat mengurangi empati anak. Anak-anak belajar membaca emosi dan isyarat non-verbal melalui interaksi tatap muka dengan orang lain.

Secara keseluruhan, Mengapa WHO mendorong orang tua untuk membatasi paparan layar pada bayi dan balita guna mendukung perkembangan optimal mereka melalui interaksi langsung dan stimulasi fisik yang lebih baik.

Mengapa WHO Melarang Screen Time Di Berikan Pada Bayi

Mengapa WHO melarang pemberian screen time kepada bayi di bawah usia satu tahun karena dampak negatif yang dapat di timbulkan terhadap perkembangan mereka. Rekomendasi ini di dasarkan pada penelitian yang menunjukkan bahwa bayi belajar paling efektif melalui interaksi langsung dengan orang dewasa, bukan dari layar. Interaksi tatap muka sangat penting untuk perkembangan kognitif dan sosial anak, termasuk keterampilan berbahasa dan kemampuan membaca emosi. Ketika bayi terpapar layar, mereka kehilangan kesempatan untuk berlatih keterampilan ini, yang dapat mengakibatkan keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan komunikasi.

Selain itu, paparan layar yang berlebihan dapat mengganggu kualitas tidur bayi. Cahaya biru yang di pancarkan oleh perangkat elektronik dapat menekan produksi melatonin, hormon yang penting untuk tidur. Akibatnya, bayi mungkin mengalami kesulitan untuk tidur atau mendapatkan tidur yang berkualitas, yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan mereka. Mengapa WHO merekomendasikan agar bayi mendapatkan waktu tidur yang cukup, yaitu 14-17 jam per hari untuk bayi baru lahir dan 12-16 jam untuk bayi berusia 4-11 bulan.

WHO juga mencatat bahwa screen time dapat mengurangi aktivitas fisik pada bayi. Aktivitas fisik sangat penting untuk perkembangan fisik dan motorik anak. Dengan membatasi screen time, orang tua di dorong untuk melibatkan bayi dalam aktivitas fisik yang sesuai, seperti bermain di lantai atau tummy time. Ini tidak hanya membantu memperkuat otot dan koordinasi motorik tetapi juga mendukung perkembangan sosial dan emosional.

Selain itu, terlalu banyak waktu di depan layar dapat mengurangi kesempatan bayi untuk belajar bagaimana mengatasi kebosanan dan frustrasi. Anak-anak perlu mengalami kebosanan untuk mengembangkan kreativitas dan imajinasi mereka. Dengan demikian, WHO mendorong orang tua untuk menciptakan lingkungan yang mendukung interaksi langsung dan eksplorasi aktif tanpa gangguan dari perangkat elektronik.

Secara keseluruhan, mengapa WHO menekankan bahwa membatasi screen time pada bayi adalah langkah penting untuk mendukung perkembangan optimal mereka melalui interaksi manusia yang lebih kaya dan pengalaman belajar yang lebih baik.

Mengganggu Perkembangan Kognitif

Mengganggu Perkembangan Kognitif, Penggunaan layar yang berlebihan dapat mengurangi kemampuan fokus anak dan mengganggu perkembangan kognitif mereka. Ketika anak-anak menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar, baik itu televisi, tablet, atau smartphone, mereka cenderung mengalami penurunan daya perhatian yang signifikan. Menurut Dr. Piprim Basarah Yanuarso dari IDAI, paparan layar yang berlebihan dapat mengganggu pola tidur anak, yang pada gilirannya berdampak buruk pada fungsi kognitif secara keseluruhan. Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan kelelahan di siang hari. Sehingga anak lebih sulit untuk berkonsentrasi dan memproses informasi dengan baik.

Selain itu, anak-anak yang sering terpapar layar mungkin mengalami kerusakan memori. Penelitian menunjukkan bahwa ketika anak-anak terlalu banyak menonton tayangan atau bermain video game, mereka cenderung kesulitan dalam menyimpan dan mengingat informasi. Hal ini di sebabkan oleh kurangnya stimulasi mental yang di perlukan untuk membangun koneksi saraf di otak. Sebuah studi dari University of Eastern Finland menemukan bahwa anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar memiliki kemampuan penalaran yang lebih buruk di bandingkan dengan mereka yang lebih aktif secara fisik dan terlibat dalam kegiatan non-layar.

Paparan layar juga dapat mengganggu kemampuan anak untuk memecahkan masalah. Ketika anak-anak terpapar konten yang tidak menantang secara kognitif, mereka kehilangan kesempatan untuk belajar bagaimana menghadapi tantangan dan mencari solusi. Aktivitas bermain yang melibatkan interaksi sosial dan permainan kreatif jauh lebih efektif dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah di bandingkan dengan menonton tayangan di layar.

Lebih jauh lagi, penggunaan gadget sebagai alat untuk menenangkan anak dapat menciptakan kebiasaan buruk. Anak-anak mungkin menjadi tergantung pada perangkat elektronik untuk hiburan.

Secara keseluruhan, penting bagi orang tua untuk membatasi screen time dan mendorong anak-anak terlibat dalam aktivitas fisik serta interaksi sosial yang mendukung perkembangan kognitif mereka secara optimal.

Aktivitas Non-Layar Yang Mendukung Perkembangan Bayi

Aktivitas Non-Layar Yang Mendukung Perkembangan Bayi, Alternatif stimulasi melalui aktivitas non-layar sangat penting untuk mendukung perkembangan bayi dan anak-anak. Dengan membatasi screen time, orang tua dapat mendorong anak-anak untuk terlibat dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi pertumbuhan fisik, kognitif, dan sosial mereka. Salah satu aktivitas yang sangat dianjurkan adalah bermain di luar ruangan. Kegiatan ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi anak untuk berolahraga, tetapi juga membantu mereka menjelajahi lingkungan dan belajar tentang alam. Bermain di luar dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar dan memperkuat otot-otot mereka.

Membaca buku juga merupakan alternatif yang sangat baik. Membacakan cerita kepada anak tidak hanya memperkaya kosakata mereka tetapi juga merangsang imajinasi dan kreativitas. Kegiatan ini juga menciptakan momen bonding antara orang tua dan anak, yang penting untuk perkembangan emosional anak. Selain itu, bercerita secara lisan dapat membantu anak memahami struktur narasi dan meningkatkan kemampuan bahasa mereka.

Aktivitas kreatif seperti melukis atau mewarnai juga sangat bermanfaat. Kegiatan ini memungkinkan anak mengekspresikan diri dan mengembangkan keterampilan motorik halus. Dengan menggunakan alat sederhana seperti krayon atau cat air, anak-anak dapat belajar tentang warna, bentuk, dan tekstur sambil bersenang-senang.

Bermain puzzle adalah cara lain yang efektif untuk merangsang perkembangan kognitif. Puzzle membantu anak belajar memecahkan masalah dan meningkatkan konsentrasi serta ketekunan. Selain itu, memasak bersama dapat menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan. Anak-anak dapat terlibat dalam proses memasak dengan cara yang aman, seperti mencampur bahan atau menghias makanan, yang sekaligus mengajarkan mereka tentang nutrisi.

Dengan menyediakan berbagai alternatif stimulasi non-layar yang menarik dan edukatif, orang tua dapat membantu mendukung perkembangan optimal bayi dan anak-anak. Serta membangun kebiasaan sehat yang akan bermanfaat sepanjang hidup mereka. Itulah beberapa hal mengenai Mengapa WHO.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait