Perspektif Media Korea Selatan Tentang Pemecatan Shin Tae-Yong
Perspektif Media Korea Selatan Tentang Pemecatan Shin Tae-Yong
Perspektif Media Korea Selatan Tentang Pemecatan Shin Tae-Yong Sebagai Pelatih Timnas Indonesia Menunjukkan Reaksi Yang Beragam. Mencerminkan kebingungan dan ketidakpuasan terhadap keputusan PSSI. Banyak media Korea, seperti *Chosun Sports* dan *Sports Khan*, menyoroti bahwa pemecatan ini terjadi setelah kegagalan Shin membawa tim lolos dari fase grup Piala AFF 2024. Meskipun demikian, mereka juga mencatat bahwa Shin telah mencapai beberapa prestasi penting. Termasuk membawa Indonesia ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 untuk pertama kalinya.
Media Korea Selatan mengekspresikan kekhawatiran tentang “kebiasaan buruk” PSSI dalam menggoyang posisi pelatih. Dengan *Chosun* mengingatkan bahwa ini bukan pertama kalinya Shin menghadapi tekanan meskipun ia telah mendapatkan dukungan besar dari para penggemar. Artikel tersebut menyoroti bahwa situasi ini menciptakan ketidakpastian di dalam tim. Terutama setelah Shin baru saja menandatangani perpanjangan kontrak hingga 2027. Ini menimbulkan pertanyaan mengapa PSSI memilih untuk memecat pelatih yang telah membawa perubahan positif dalam tim.
Selain itu, reaksi dari penggemar sepak bola Indonesia juga menjadi sorotan. Banyak yang menunjukkan dukungan kepada Shin dan meminta PSSI untuk mempertahankannya. Media Korea melaporkan bahwa para penggemar merasa kecewa dengan keputusan tersebut dan percaya bahwa pelatih asal Korea Selatan itu masih memiliki potensi untuk membawa tim meraih kesuksesan lebih lanjut.
Dalam konteks ini, media Korea Selatan menggarisbawahi tekanan yang di hadapi Shin akibat ekspektasi tinggi dari PSSI dan masyarakat sepak bola Indonesia. Mereka mencatat bahwa latar belakang Erick Thohir sebagai ketua PSSI dan pejabat pemerintah memberikan dampak signifikan terhadap keputusan tersebut. Dengan berbagai Perspektif ini, terlihat jelas bahwa pemecatan Shin Tae-yong tidak hanya menjadi isu lokal. Tetapi juga menarik perhatian internasional, terutama di negara asalnya.
Perspektif Media Terhadap Kebiasaan Buruk PSSI
Perspektif Media Terhadap Kebiasaan Buruk PSSI, Korea Selatan memberikan sorotan tajam terhadap pemecatan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia. Menganggapnya sebagai contoh dari “kebiasaan buruk” PSSI dalam mengganti pelatih. Setelah kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, rumor pemecatan Shin mulai mengemuka, dan media seperti *Chosun Sports* menyoroti bahwa situasi ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Mereka mencatat bahwa meskipun Shin telah berhasil membawa tim lolos ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026. Tekanan dari PSSI dan ekspektasi tinggi publik tetap membuat posisinya tidak stabil.
Laporan dari *Chosun* menyebutkan bahwa latar belakang Erick Thohir sebagai Ketua PSSI dan pejabat pemerintah memberikan dampak signifikan terhadap keputusan ini. Media tersebut mencatat bahwa keinginan Thohir untuk meningkatkan hasil tim nasional sering kali berujung pada perubahan pelatih. Meskipun pelatih tersebut telah menunjukkan prestasi. Pernyataan ini menunjukkan kekhawatiran bahwa PSSI mungkin tidak memberi cukup waktu bagi pelatih untuk membangun tim yang solid.
Selain itu, media Korea juga menyoroti reaksi penggemar sepak bola Indonesia yang mayoritas masih mendukung Shin Tae-yong. Banyak penggemar merasa bahwa pemecatan ini tidak adil, terutama mengingat kontribusi Shin dalam mengangkat performa tim selama masa jabatannya. Media seperti *Sports Khan* melaporkan protes dari para penggemar yang meminta agar PSSI mempertahankan Shin dan memberi kesempatan lebih banyak untuk memperbaiki hasil.
Secara keseluruhan, perspektif media Korea Selatan menyoroti ketidakpuasan terhadap cara PSSI menangani situasi pelatih. Serta harapan agar federasi sepak bola Indonesia dapat belajar dari pengalaman ini. Keputusan untuk memecat Shin Tae-yong di anggap sebagai langkah yang terburu-buru dan menciptakan keraguan tentang arah masa depan Timnas Indonesia di bawah kepemimpinan pelatih baru.
Dukungan Penggemar
Dukungan Penggemar terhadap Shin Tae-yong di Korea Selatan terlihat jelas setelah pemecatannya sebagai pelatih Timnas Indonesia. Mencerminkan rasa solidaritas dan kebanggaan terhadap prestasinya. Salah satu bentuk dukungan datang dari idol K-Pop, Hyunsuk dari grup TREASURE. Yang secara khusus meminta penggemar Indonesia untuk terus mendukung Shin dalam siaran langsungnya. Dalam pernyataannya, Hyunsuk menyampaikan, “Buat Teume (sebutan penggemar TREASURE) yang ada di Indonesia. Tolong dukung coach Shin Tae-yong banyak-banyak. Aku juga bakalan berdoa buat atlet sepak bola Indonesia yang di bawah pelatihan coach Shin Tae-yong.” Ucapan ini menunjukkan bahwa bahkan tokoh terkenal di Korea Selatan peduli terhadap nasib Shin dan ingin melihatnya sukses.
Dukungan dari penggemar K-Pop ini di sambut antusias oleh masyarakat Indonesia. Yang merasa bangga karena idola mereka turut memperhatikan perkembangan sepak bola di negara ini. Banyak penggemar di media sosial mengungkapkan rasa terima kasih mereka kepada Hyunsuk dan menegaskan komitmen mereka untuk terus mendukung Shin. Terlepas dari hasil buruk yang di alami tim. Beberapa komentar seperti, “Kami seluruh rakyat Indonesia dukung STY, mau pertandingan kalah menang kami akan semangatin STY terus menerus. Menunjukkan semangat positif dan loyalitas penggemar.
Selain itu, terdapat juga dukungan dari warga Korea Selatan yang tinggal di Indonesia. Saat Timnas Indonesia menghadapi Jepang dalam kualifikasi Piala Dunia 2026. Di perkirakan ada sekitar 2.000 orang Korea Selatan yang datang untuk memberikan dukungan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Shin tidak lagi melatih tim nasional Korea Selatan, ia tetap mendapat perhatian dan dukungan dari komunitas asalnya.
Secara keseluruhan, reaksi positif dari penggemar di Korea Selatan mencerminkan rasa hormat dan apresiasi terhadap usaha Shin Tae-yong dalam mengembangkan sepak bola Indonesia. Dukungan ini tidak hanya meningkatkan semangat Shin tetapi juga memberikan harapan bagi para penggemar bahwa masa depan Timnas Indonesia masih cerah meskipun menghadapi tantangan besar.
Kegagalan Di Piala AFF 2024
Kegagalan Di Piala AFF 2024, Media Korea Selatan memberikan analisis yang mendalam tentang kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, mencerminkan kepedulian mereka terhadap perkembangan sepak bola di wilayah Asia Tenggara. Banyak koran dan situs web populer di Korea Selatan, seperti *Chosun Ilbo* dan *JoongAng Daily*, menyoroti bahwa kegagalan Timnas Indonesia bukanlah fenomena baru. Tetapi merupakan bagian dari tren yang lebih luas dalam sepak bola regional.
Salah satu argumen utama media Korea adalah bahwa kekurangan pengalaman pemain muda Indonesia menjadi salah satu faktor utama kegagalan. Koran *The Hankyoreh* menulis bahwa rata-rata usia pemain Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 adalah 20,9 tahun, yang paling muda di bandingkan dengan tim lain. Hal ini berarti bahwa banyak pemain belum memiliki pengalaman internasional yang signifikan. Sehingga mereka tidak siap menghadapi tekanan kompetisi tingkat tinggi.
Selain itu, media Korea juga menekankan bahwa persiapan tim sebelum turnamen tidak cukup matang. *Newsis* melaporkan bahwa skuad Indonesia berkumpul kurang lebih satu pekan saja sebelum Piala AFF 2024, dan tidak memiliki agenda uji coba yang lengkap. Hal ini berlawanan dengan beberapa negara lain yang telah melakukan persiapan yang lebih intensif dan memiliki waktu latihan yang lebih panjang.
Koran *Maeil Business Newspaper* juga menyoroti bahwa kegagalan ini bukan hanya soal teknik permainan, tetapi juga soal mental. Mereka mencatat bahwa Timnas Indonesia gagal memanfaatkan momentum yang baik setelah kemenangan awal. Dan akhirnya kalah dari Filipina di pertandingan terakhir Grup B.
Dalam keseluruhan, perspektif media Korea Selatan tentang kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 menunjukkan bahwa mereka memahami kompleksitas masalah yang di hadapi oleh tim nasional Indonesia. Mereka mengkritik kekurangan pengalaman pemain muda, kurangnya persiapan, dan gangguan mental sebagai faktor utama kegagalan.Inilah beberapa hal mengenai Perspektif.