Potensi Ekonomi Susu Ikan Di Indonesia
Potensi Ekonomi Susu Ikan Di Indonesia

Potensi Ekonomi Susu Ikan Di Indonesia

Potensi Ekonomi Susu Ikan Di Indonesia

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Potensi Ekonomi Susu Ikan Di Indonesia
Potensi Ekonomi Susu Ikan Di Indonesia

Potensi Ekonomi Susu Ikan Di Indonesia Sangat Besar Terutama Dalam Konteks Pengurangan Ketergantungan Pada Susu Sapi Impor. Susu ikan, yang di hasilkan dari pengolahan hidrolisat protein ikan (HPI), dapat menjadi alternatif sumber protein yang efektif dan berkelanjutan. Menurut Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Masduki. Produksi susu ikan dapat menggantikan sekitar 80% kebutuhan susu nasional yang saat ini masih di penuhi melalui impor. Mengingat Indonesia memiliki sumber daya perikanan yang melimpah dengan produksi mencapai 24,7 juta ton per tahun.

Susu ikan memiliki nilai gizi yang setara dengan susu sapi, tetapi dengan keunggulan tambahan seperti bebas laktosa. Sehingga lebih mudah di cerna oleh banyak orang. Termasuk mereka yang alergi terhadap laktosa. Dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG), susu ikan berpotensi menjadi komplementer dari kebutuhan susu nasional. Dengan estimasi bahwa satu persen dari total kebutuhan 4,1 juta ton susu dapat membuka sekitar 7.100 pabrik susu ikan dan menyerap tenaga kerja sebanyak 195 ribu orang.

Dari sisi ekonomi, Potensi Ekonomi nilai pembelian bahan baku ikan untuk produksi susu ikan di perkirakan mencapai Rp 7,8 triliun per tahun. Setelah di olah menjadi HPI dan kemudian menjadi susu ikan. Nilai ekonominya dapat meningkat hingga Rp 70 triliun per tahun. Ini menciptakan efek domino yang tidak hanya meningkatkan pendapatan nelayan tetapi juga memperkuat industri pengolahan lokal.

Pembangunan pabrik-pabrik pengolahan di dekat lokasi penangkapan ikan akan memudahkan akses bahan baku dan mempercepat proses produksi. Dengan teknologi lokal yang sudah tersedia. Indonesia dapat mengembangkan industri susu ikan secara mandiri tanpa bergantung pada impor teknologi.

Secara keseluruhan, pengembangan produk susu ikan tidak hanya menawarkan peluang bisnis baru tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Inisiatif ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong hilirisasi produk perikanan dan meningkatkan asupan protein harian masyarakat Indonesia.

Potensi Ekonomi Susu Ikan Mengurangi Ketergantungan Pada Impor Susu

Potensi Ekonomi Susu Ikan Mengurangi Ketergantungan Pada Impor Susu di Indonesia sangat signifikan. Saat ini, sekitar 80% kebutuhan susu nasional di penuhi melalui impor,. Yang menunjukkan adanya ketergantungan yang tinggi terhadap produk luar negeri. Dengan memanfaatkan sumber daya perikanan yang melimpah. Susu ikan dapat menjadi alternatif yang efektif untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.

Susu ikan di hasilkan dari pengolahan hidrolisat protein ikan (HPI), yang memiliki kandungan protein setara dengan susu sapi. Keunggulan utama dari susu ikan adalah kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan protein tanpa mengandung laktosa. Sehingga lebih mudah di cerna oleh individu yang intoleran terhadap laktosa. Hal ini menjadikan susu ikan sebagai pilihan yang menarik bagi banyak orang, terutama anak-anak dan mereka yang memiliki masalah pencernaan.

Menurut Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Masduki, produksi ikan di Indonesia mencapai 24,7 juta ton per tahun, dengan potensi pemanfaatan sekitar 4 juta ton untuk olahan susu ikan. Jika satu persen dari total kebutuhan susu nasional dapat di penuhi oleh susu ikan. Maka akan membuka peluang untuk mendirikan sekitar 7.100 pabrik susu ikan dan 6.150 pabrik HPI. Ini tidak hanya akan menciptakan lapangan kerja baru tetapi juga meningkatkan pendapatan nelayan lokal.

Dari segi nilai ekonomi, pembelian bahan baku ikan untuk produksi susu ikan di perkirakan mencapai Rp 7,8 triliun per tahun. Setelah di olah menjadi HPI dan kemudian menjadi susu ikan, nilai ekonominya dapat meningkat hingga Rp 70 triliun per tahun. Dengan demikian, pengembangan industri susu ikan berpotensi memberikan dampak positif yang besar terhadap perekonomian nasional.

Melalui inovasi dan dukungan teknologi lokal, pemerintah berencana membangun pabrik-pabrik pengolahan di dekat lokasi penangkapan ikan. Langkah ini tidak hanya akan meningkatkan efisiensi produksi tetapi juga memastikan bahwa produk akhir dapat di suplai secara langsung kepada konsumen.

Peluang Pembangunan Pabrik Susu Ikan Di Indonesia

Peluang Pembangunan Pabrik Susu Ikan Di Indonesia sangat luas dan menjanjikan, terutama dalam konteks meningkatkan gizi masyarakat dan mengurangi ketergantungan pada impor susu. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah membangun pabrik percontohan susu ikan di Pekalongan, Jawa Tengah, yang di targetkan akan rampung di bulan November 2024. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi mencapai 50 juta ton per bulan dan di danai sekitar Rp 8 miliar, termasuk untuk membiayai pembangunan gedung dan peralatan.

Pembangunan pabrik susu ikan ini merupakan langkah strategis untuk mendorong produksi hidrolisat protein ikan (HPI). Yang merupakan dasar utama dalam pengolahan susu ikan. Unit pengolahan ikan (UPI) yang di bangun juga di lengkapi fasilitas ruang pengolahan produk turunan HPI dan produk yang di fortifikasi HPI. Tujuan utama adalah untuk meningkatkan ketersediaan protein hewani berbasis ikan, sehingga dapat mendukung peningkatan asupan protein masyarakat.

Serapan tenaga kerja dari program ini sangat signifikan, dengan total lapangan kerja yang akan terbuka mencapai 195.796 orang. Di antaranya, sektor nelayan di proyeksikan menyerap 86.403 tenaga kerja, industri HPI 73.800 orang, dan industri susu ikan 35.593 orang. Program ini juga di harapkan mampu mengurangi angka stunting di Indonesia, yang saat ini menjadi target nasional untuk di tekan hingga 14%. Selain itu, program MBG juga di prediksi akan menciptakan peluang usaha baru di sektor perikanan. Dengan target membuka 1,3 juta lapangan usaha dan menyerap 6,5 juta tenaga kerja.

Dengan demikian, pembangunan pabrik susu ikan tidak hanya meningkatkan pendapatan nelayan tetapi juga memperkuat sektor perikanan dengan memanfaatkan bahan baku ikan yang belum di maksimalkan. Industri ini juga memanfaatkan bahan baku yang di anggap ekonomis rendah, sehingga memberikan peluang besar bagi ekonomi lokal. Program ini akan menciptakan aktivitas ekonomi yang signifikan dan memperkuat sektor-sektor yang selama ini kurang mendapat perhatian. Meningkatkan ekonomi dengan memanfaatkan protein ikan dan memicu aktivitas ekonomi senilai Rp7,05 triliun per tahun.

Dari Bahan Baku Hingga Produk Jadi

Dari Bahan Baku Hingga Produk Jadi, Nilai ekonomi susu ikan di Indonesia sangat signifikan, mulai dari tahap bahan baku hingga menjadi produk jadi. Bahan baku utama untuk produksi susu ikan biasanya berasal dari ikan bernilai ekonomis rendah seperti ikan petek, ikan kuniran, dan ikan tambra. Jenis-jenis ikan ini tersedia secara melimpah di perairan Indonesia. Sehingga meminimalisir kebutuhan impor ikan.

Setelah di ambil, ikan tersebut di olah melalui proses hidrolisis enzimatis untuk menghasilkan hidrolisat protein ikan (HPI). Proses ini menggunakan teknologi yang canggih dan hasil karya anak bangsa Indonesia. Sehingga tidak memerlukan investasi besar untuk teknologi import. Pabrik HPI yang terletak di Indramayu, misalnya, dapat memproduksi sebanyak 30 ton bubuk HPI per bulan sebagai bahan baku utama untuk susu ikan.

Output HPI kemudian di olah lebih lanjut untuk menjadi susu ikan. Dalam proses ini, HPI di campur dengan berbagai bahan lain untuk menciptakan tekstur dan rasa yang mirip dengan susu konvensional. Kapasitas produksi susu ikan yang di rencanakan mencapai 492 ribu ton per tahun, dengan pabrik-pabrik yang di bangun dekat dengan nelayan untuk memfasilitasi pengumpulan bahan baku secara langsung.

Nilai ekonomi dari susu ikan sangat besar. Dari bahan baku ikan yang nilainya sekitar Rp 7,8 triliun per tahun, HPI dapat menghasilkan nilai sekitar Rp 29 triliun per tahun. Setelah di olah menjadi susu ikan, nilai ekonominya dapat meningkat hingga Rp 70 triliun per tahun. Perputaran ekonomi ini sangat signifikan karena susu ikan tidak hanya meningkatkan pendapatan nelayan tetapi juga memperkuat sektor perikanan dan industri pengolahan makanan.

Dalam keseluruhan, nilai ekonomi susu ikan di Indonesia tidak hanya terfokus pada profit tetapi juga pada meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat sektor kelautan. Dengan demikian, pengembangan industri susu ikan dapat menjadi contoh yang baik dalam implementasi kebijakan ekonomi berkelanjutan. Inilah beberapa hal mengenai Potensi Ekonomi.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait